Selasa, 10 Juni 2014

0 Resensi Buku: Lahzet Nour (Secercah Cahaya)

“Tutur-tutur emasmu serasa pernah kutemukan di sebuah karya lain. Sekiranya orang itu berguru padamu selama ini,” ungkap seorang murid yang baik hati kepada sang mahaguru sufi, Sheikh Hasan al-Syennawi, Ketua Majelis Tertinggi Sufi di Mesir. Ungkapan itu disampaikannya melalui majalah Tasawuf Islami edisi Juni 2003. Nampaknya, mutiara-mutiara yang ditaburkan sang mahaguru itu berbeda dari yang biasa, sehingga ilmu-ilmunya sangat mudah dibedakan dari ilmu-ilmu lainnya.
“Perasaan sesama mukmin amat peka dan selalunya menyatu meski jarak ratusan kilometer memisahkan. Bahkan, tidak jarang dua orang saling mencintai mengalami mimpi yang sama. Tidak jauh dari apa yang dialami Saidina Ali bin Abi Thalib ketika bermimpi disuapi kurma oleh Rasulullah Saw. Di pagi hari, Saidina Ali diberi kurma oleh Saidina Umar bin al-Khattab. Saidina Ali pun meminta lagi, namun Saidina Umar menjawab tersenyum, “Jika Rasulullah Saw. memberimu lagi, maka barulah aku akan memberimu juga.” Di mana kau temukan kalam-kalam permata seperti ini?” tanya Sheikh Hasan al-Syennawi, yang telah pulang ke pangkuan Tuhannya pada 26 Juni 2008.
“Di media cetak mingguan Sout al-Omma,” jawab sang murid yang budiman. “Siapa penulisnya?” tanya sang mahaguru lagi. “Ia adalah Adel Hamouda selaku Pimredmya. Titah-titah berlian itu digubahnya melalui artikel berseri yang diberi tajuk Lahzet Nour,” jawabnya dengan jujur dan tulus.
Lahzet Nour (Secercah Cahaya) itu memang sudah cukup menerangi kegelapan sepanjang zaman. Penyusunnya pun tidak diragukan keseimbangan dan netralismenya, serta kasih sayangnya pada kaum fakir miskin. Majelis Tertinggi Sufi juga telah menganugerahinya sebuah penghargaan setinggi-tingginya,” wasiat sang mahaguru yang luar biasa.
Para pembaca yang dirahmati Allah, sejumlah artikel berharga itupun disusun dalam sebuah buku berjudul Lahzet Nour pada tahun 2005 (cetakan pertama terbitan Dar a-Fursan, Cairo). Sudah cukup menggugah rasa penasaran ketika ulama al-Azhar dan pemuka sufi sekaliber Sheikh Hasan al-Syennawi berfatwa, “Secercah Cahaya cukup menyinari gulita sepanjang masa.” !!! Selamat membaca.




Sumber: http://www.aziznawadi.net/resensi-buku-lahzet-nour-secercah-cahaya/
 

JEJAK SANG MUSAFIR Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates