Rabu, 13 Juni 2012

0 Kerajaan Hati


Ketahuilah, seperti dikatakan dalam sebuah pepatah terkenal, hati bagaikan sebuah kota, kedua tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh lainnya sebagai lahannya, kekuatan syahwat sebagai walinya, amarah sebagai transportasinya, hati sebagai rajanya dan akal sebagai menterinya.

Raja bertugas mengatur keseluruhan sistem agar kondisi kerajaan tetap stabil, karena sang walikota atau syahwat adalah pembohong, acuh tak acuh dan ambigu. Demikian pula transportasinya yaitu amarah teramat jahat, pembunuh dan perusak.

Jika sejenak saja sang raja meninggalkan mereka dalam kondisi itu, mereka akan menguasai kota dan merusaknya. Maka sang raja wajib berkonsultasi pada sang menteri dan menjadikan sang wali dan bagian transportasi dibawah pengawasan sang menteri. Jika ia melakukan hal itu, maka kondisi kerajaan akan tetap stabil dan kota akan berkembang.

Hati juga berkonsultasi pada akal dan menjadikan koalisi syahwat-amarah dibawah kekuasaannya sampai kondisi jiwa menjadi stabil dan bisa mengantarkan pada sebab-sebab kebahagiaan, yaitu mengetahui hadirat ilahi. Seandainya akal diposisikan dibawah kekuasaan amarah dan syahwat, maka jiwanya akan rusak dan hatinya tidak akan bahagia di dunia bahkan nanti di akhirat kelak. (dikutip dari, Anatomi Kebahagiaan; Samudera Pemikiran Al-Ghozali)

0 komentar:

Posting Komentar

 

JEJAK SANG MUSAFIR Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates